makalah mengenai peralatan dan perlengkapan arsip
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kegiatan administrasi selalu ada di semua
ruang lingkup kerja atau kegiatan. Administrasi indentik dengan persuratan atau
ketataussahaan. Kegiatan ketatausahaan antara lain terdiri dari kegiatan
pencatatan, menghitung, mengetik, mengarsip, dan sebagainya.
Kegiatan tersebut hampir seluruhnya menggunakan bahan berupa kertas, sehingga produk dari kegiatan administrasi berupa lembaran kertas yang berisi informasi. Surat-surat dan informasi tersebut tidak boleh hilang. Kehilangan berarti kerugian. Disinilah pentingnya salah satu kegiatan dalam bidang admnistrasi atau ketatausahaan, yaitu mengelola arsip
Kegiatan tersebut hampir seluruhnya menggunakan bahan berupa kertas, sehingga produk dari kegiatan administrasi berupa lembaran kertas yang berisi informasi. Surat-surat dan informasi tersebut tidak boleh hilang. Kehilangan berarti kerugian. Disinilah pentingnya salah satu kegiatan dalam bidang admnistrasi atau ketatausahaan, yaitu mengelola arsip
Data atau arsip-asrip yang dimiliki
perusahaan merupakan dokumen yang menjadi kekayaan perusahaan. Karena itu,
arisp-arsip tersebut harus dijaga dan dilindungi secara baik oleh perusahaan.
Tujuan penyelengaraan kearsipan, adalah
Agar arsip terpelihara dengan baik, teratur, dan aman, Agar mudah
mendapatkan kembali arsip yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat, untuk
menghindari pemborosan waktu dan tenaga dalam mencari arsip yang
dibutuhkan serta untuk menghemat tempat
penyimpanan, dan untuk menjaga kerahasiaan arsip. Maksud dan tujuan dalam rangka menyelamatkan
arsip yang berisi informasi penting dan merupakan bukti pertanggungjawaban yang
autentik, baik dari fisik maupun isinya, maka arsip-arsip tersebut haruslah
disimpan dengan baik menggunakan suatu system yang memudahkan dalam menyimpan
dan menemukan kembali. Kegiatan penyimpanan tersebut membutuhkan perlengkapan
dan peralatan arsip yang cukup dari segi jumlah kualitas yang baik pula. Hal
ini penting agar arsip-arsip tersebut terlindungi dari bahaya yang dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan arsip, seperti bahaya banjir, kebakaran,
pencurian, dan sebagainya. Disetiap kantor tentu saja perlengkapan dan
peralatan yang digunakan bermacam-macam. Semakin besar kantor dan arsip yang
dikelola, maka semakin banyak dan beragam pula perlalatan yang digunakan.
Pekerjaan mengarsip merupakan bagian dari pekerjaan yang ada dalam bidang
admnistrasi / ketata ushaan, sehingga peralatan yang digunakan dibidang
kearsipan juga sebagian besar sama dengan yang digunakan dalam bidang ketata
usahaan. Dalam hal ini adalah peralatan yang pada umumnya digunakan untuk
kegiatan penyimpanan surat atau berkas-berkas (arsip). Keberhasilan dari
kegiatan manajemen kearsipan adalah juga secara langsung dipengaruhi oleh
peralatan yang dipergunakan untuk menyimpan arsip dan efisiensi pemakaian
peralatan tersebut.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kearsipan dan peranan penting
kearsipan?
2. Apa saja alat-alat kearsipan?
3. Apa saja alat penunjang kearsipan?
1.3.
Tujuan
Penulisan
1.
Pembaca
bisa mengetahui defenisi kearsipan.
2.
Pembaca
bisa mengetahui peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam kearsipan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Kearsipan
Kearsipan adalah
suatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan,
pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan warkat menurut
sistem tertentu. Saat dibutuhkan dapat dengan cepat dan tepat ditemukan. Bila
arsip-arsip tersebut tidak bernilai guna lagi, maka harus dimusnahkan.
Kearsiapan memegang peranan penting bagi kelancaran
jalannya organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan
bagi organisasi. Mengingat arti pentingnya pemerintah Indonesia menaruh
perhatian yang cukup besar terhadap kearsipan. Hal ini terbukti dengan
diperlukannya beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang kearsipan
Nasional.
2.2.
Pengertian Peralatan
Kearsipan Peralatan kearsipan adalah
alat atau sarana yang digunakan dalam bidang kearsipan. Peralatan ini pada
umumnya tahan lama (dapat digunakan bertahun-tahun) karena dibuat dengan
bahan-bahan yang kuat seperti logam, kayu, aluminium, besi, plastik, dan
sebagainya. Fungsi peralatan kearsipan antara lain:
1)
Sebagai
sarana penyimpanan arsip
2)
Sebagai
alat bantu untuk mempercepat, meringankan, dan mempermudah pekerjaan dibidang
kearsipan
3)
Sebagai
alat pelindung arsip dari bahaya kerusakan sehingga arsip tahan lama.
Jenis-Jenis Peralatan Kearsipan
Beberapa perlengkapan kearsipan :
1.
Filing
Cabinet
Yaitu
lemari arsip yang terdiri dari laci, antara 1-6 laci; tetapi yang paling banyak
di gunakan adalah 4 dan 5 laci. Setiap laci dapat menampung kurang lebih 5.000
lembar arsip ukuran surat yang di susun berdiri tegak lurus (vertikal) berderet
kebelakang. Filling Cabinet berguna untuk menyimpan arsip atau berkas yang
masih bersifat aktif. Sebelum arsip di simpan ke laci, terlebih dahulu
arsip-arsip tersebut di masukan ke dalam folder atau folder gantung (hanging
folder). penyimpanan arsip dalam laci sebaiknya tidak ketat padat, karena di
perlukan ruang longgar untuk memudahkan dalam memasukan dan mengeluarkan arsip
ke dan dari laci. Penyimpanan arsip yang terlalu padat di samping membuat
pekerjaan pencarian menjadi sulit, juga dapat merusak arsip yang ada di
dalamnya. Dengan demikian, sebaiknya arsip yang disimpan tidak lebih dari 4.000
surat, dengan folder sekitar 40-50 folder dan guide 20-40 lembar . Dalam laci
filling cabinet di lengkapi dengan sepasang gawang yang di pasang di kiri dan
kanan bagian atas memanjang ke belakang sepanjang lacinya. Gawang tersebut
digunakan untuk menyangkut hanging folder. Filling cabinet dapat terbuat dari
plastik atau logam, tetapi yang paling banyak adalah dari logam, karena lebih
kuat.
2.
Lemari
Arsip
Adalah
lemari tempat menyimpan arsip dalam berbagai bentuk arsip. Lemari ini dapat
terbuat dari kayu atau juga besi yang di lengkapi dengan daun pintu yang
menggunakan engsel, pintu dorong, atau menggunakan kaca. Penyusunan arsip dapat
di lakukan dengan cara berdiri menyamping (lateral) dengan terlebih dahulu
arsip dimasukkan kedalam ordner atau dengan cara di tumpuk mendatar
(horizontal) dengan terlebih dahulu arsip di masukkan ke map.
3.
Rak
Arsip
Adalah
lemari tanpa pintu tempat menyimpan arsip yang di susun secara lateral
(menyamping). Arsip-arsip yang akan disimpan di rak terlebih dahulu dimasukan
ke dalam ordner atau kotak arsip. Ordner atau kotak arsip ditempatkan di rak
arsip sehingga tampak punggung dari ordner atau kotak arsip, yang ada di dalam
nya. Rak arsip dapat di buat dari kayu atau besi.
4.
Map Arsip
(a) Stop map (b) Hanging map
Adalah
lipatan yang terbuat dari karton/kertas tebal atau plastik yang digunakan untuk
menyimpan arsip/surat-surat. Arsip yang disimpan tidak terlalu banyak, berkisar
1-50 lembar. Sebaiknya arsip jangan sampai disimpan terlalu banyak sehingga map
sulit ditutup. Map arsip ada beberapa macam, antara lain sebagai berikut. (a) Stopmap folio, yaitu map yang
terdapat daun pentup pada setiap sisinya. Daun penutup ini berfungsi untuk
menopang surat yang ada di dalamnya agar tidak jatuh. Pada umumnya, stopmap
folio digunakan untuk menyimpan arsip yang sudah inaktif, di mana map yang
berisi kumpulan arsip ini akan dibendel atau diikat dengan menggunakan tali. (b) Map snelhecter, yaitu map yang
mempunyai penjepit di tengah map. Map ini tidak mempunyai daun penutup. Untuk
menopang arsip/surat yang ada didalamnya menggunakan penjepit. Arsip yang
disimpan pada umumnya yang bersifat inaktif, tetapi dapat juga untuk menyimpan
arsip aktif. Arsip yang ditempatkan di dalamnya terlebih dahulu harus dilubangi
dengan menggunakan perforator. (c)
Folder, yaitu map tanpa dilengkapi dengan daun penutup. Map ini berupa lipatan
kertas tebal/plastik saja. Karena tidak ada daun penutupnya, maka map ini
funginya untukmenyimpan arsip yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam kotak
arsip secra vertikal. Map ini mempunyai tab (bagian yang menonjol pada posisi
atas) untuk menuliskan judul/label tentang arsip yang ada di dalam folder
tersebut. (d) Hanging folder, yaitu folder yang
mempunyai besi penggantung. Besi penggantung inidipasang pada gawang yang ada
di filling cabinet. Hanging folder juga mempunyai tab untuk menuliskan kode
atau indeks arsip yang ada di dalamnya.
5.
Guide
Yaitu
lembaran kertas tebal atau karton yang digunakan sebagai penunjuk dan atau
sekat/pemisah dalam penyimpanan arsip. Guide terdiri dari dua bagian, yaitu
sebagai berikut : a. Tab guide, yaitu bagian yang menonjol untuk menuliskan
kode-kode, tanda-tanda, atau index (pengelompokan) arsip. b. Badan Guide,
fungsinya untuk menopang arsip-arsip yang ada di belakang nya. Guide
ditempatkan di depan folder jika penyimpanan arsip menggunakan filing cabinet,
atau dapat juga di depan arsip jika penyimpanan menggunakan ordner atau map
snelhecter. Guide dapat dibuat dengan berbagai ukuran disesuaikan dengan bentuk
arsip. Jika arsip berupa surat-surat dengan menggunakan kertas ukuran folio
atau A4, maka badan guide dibuat sesuai dengan ukuran arsip yang di simpan,
tetapi jika arsip ukuran nya kecil maka guide juga kecil. Posisi tab guide
dapat di atur penempatan nya, yaitu sebagai berikut. a. Guide pertama, yaitu
Tab Guide terletak pada posisis atas sebelah kiri, untuk menuliskan kelompok
utama ( main subject ). b. Guide kedua, yaitu Tab Guide terletak pada posisi
atas bagian tengah, untuk menuliskan kelompok sekunder ( sub subject ). c.
Guide ketiga, yaitu Tab Guide terletak pada posisi atas sebelah kanan, untuk
menuliskan kelompok tersier ( sub sub subject ) atau untuk yang lebih kusus
lagi.
6.
Ordner
Adalah
map besar dengan ukuran punggung sekitar 5 cm yang didalam nya terdapat besi penjepit.
Arsip yang akan di simpan didalam ordner terlebih dahulu di lubangi dengan
menggunakan perforator. Ordner terbuat dari karton yang sangat tebak sehingga
cukup kuat jika diletakan secara lateral pada lemari arsip atau rak arsip.
Ordner dapat memuat kurang lebih 500 lembar arsip surat.
7.
Stapler
Adalah
alat yang digunakan untuk menyatukan sejumlah kertas. Stapler digerakkan dengan
menggunakan tenaga manusia. Cara kerja dan komponennya mekanik, sserta baru
berfungsi apabila diisi dengan staples. Stapler dan staples terbuat dari bahan
logam yang cukup kuat. Jangan memasukkan isi staples melebihi kemampuannya,
supaya daya lentur per tetap kuat. Jika terjadi kemacetan dibagian mulut,
uasahakan tidak memukul-mukulkan stapler. Stapler sangat populer sehingga
memiliki banyak nama tidak resmi yang berasal dari suara yang dikeluarkan alat
ini, seperti jekrekan, jepretan, dan cekrekan. Menurut kemampuan dan bentuknya,
stapler dibedakan menjadi : a. Stapler kecil, yaitu stapler yang bentuknya
kecil dan mampu membendel maksimum 10 lembar kertas. b. Stapler sedang, yaitu
stapler yang bentuknya sedang dan mampu membendel 10-20 lembar kertas. c.
Stapler besar, yaitu stapler yang bentuknya besar dan mampu membendel lebih
dari 20 lembar kertas.
8.
Perforator
Adalah
alat untuk melubangi kertas/kartu. perforator dibedakan antara lain sebagai
berikut. a. Perforator dengan satu pelubang, digunakan untuk melubangi kartu
perpustakaan, papan nama, plastik, dan lain-lain. b. Perforator dengan dua
pelubang, digunakan untuk melubangi kertas yang akan disimpan dalam map
snelhecter atau ordner c. Perforator dengan lima pelubang, digunakan untuk
melubangi kertas yang akan dimasukkan ke dalam ordner. Perforator digerakkan
dengan tenaga manusia. Cara kerja dan komponennya mekanis. Perforator mebuat
lubang dengan diameter 5mm. Perforator terbut dari logam. Cara menggunakan
perforator adalah sebagai berikut. (a)
Siapkan kertas yang akan diberi lubang, maksimum 10 lembar. Lembar paling atas
dilipat sama lebar untuk menentukan titik tengah, lalu tepi kertas diratakan. (b) Kertas diletakkan di papan kertas
pada posisi tengah sampai tepi kertas menyentuh batas tepi perforator. (c) Tangkai perforator ditekan dengan
telapak tangan sampai kertas berlubang.
9.
Numerator
Adalah
alat unuk membubuhkan nomor pada lembaran dokumen. Menurut bentuk dan
ukurannya, numerator dibedakan sebagi berikut. (a) Numerator kecil, yaitu numerator
yang ukuran angkanya kecil dan terdiri dari 4-6 digit. (b) Numerator besar, yaitu numerator
yang ukuran angkanya lebih besar dan terdir lebih dari 6 digit. Numerator
digerakkan dengan tangan. Cara kerja dan komponennya mekanis. Terdapat pengatur
angka rangkap, dan membuat angka secaraa otomatis dengan cara menekannya. Jika
tidak digunakan, numerator harus disimpan di tempat tertutup dan kering. Adapun
cara kerja numerator sebagai berikut. (a)
Beri tinta pada bantalan huruf. (b)
Atur nomor awal. (c) Cetak nomor dengan cara menekan
tangkai numerator.
10.
Kotak/Box
Adalah
kotak yang digunakan untuk menyimpan arsip yang bersifat inaktif.Biasanya
terbuat dari karton yang tebal.Arsip yang disimpan di dalam kotak terlebih
dahulu disimpan ke dalam folder.Selanjutnya kotak ini akan ditempatkan pada rak
arsip(lateral berderet ke samping).
11.
Label
Adalah
alat yang digunakan untuk memberi judul pada map /folder yang biasanya
diletakan pada tab dari sebuah folder/guide.Label terbuat dari bahan kertas
dengan berbagai ukuran dan mempunyai perekat pada bagian belakang,sehingga
tidak perlu diberi lem lagi ketika ingin menempelkan label pada tempat yang di
inginkan.
12.
Cabinet
Cardex (Card
Index)
Adalah
alat yang digunakan untuk menyimpan kartu index dengan menggunakan laci-laci
yang dapat ditari keluar memanjang. Di dalam Cardex terdapat smacam kantung plastik tempat
menyimpan kartu index. Alat
ini terbuat dari bahan besi baja. Rak/laci kartu adalah laci-laci yang disusun
secara teratur dalam rak,untuk menyimpan kartu-kartu ukuran kecil yang disusun
secara vertikal. Alat
ini terbuat dari kayu dan banyaknya laci dapat di sesuaikan dengan kebutuhan.
13.
Khusus
Alat penyimpanan khusus adalah alat yang digunakan untuk menyimpan arsip dalam
bentuk-bentuk yang khusus seperti flasdisk, CD (Compact Disk), kaset, dan sebagainya. Alat ini mempunyai beragam bentuk dan desain,karena sangat
tergantung dari perkembangan kemajuan teknologi. Sebelum ada flasdisk ,untuk menyimpan data elektronik
digunakan discat.Alat ini dapat terbuat dari logam dan plastik. Alat-alat
tersebut diatas sangat memungkinkan untuk mengalami perkembangan,desain maupun
jenisnya,karena mengikuti perkembangan teknologi yang juga semakin berkembang.
Jenis-Jenis Perlengkapan Kearsipan Beberapa
perlengkapan kearsipan, antara
lain sebagai berikut :
1.
Kartu
Indeks
Adalah kartu yang berisi identitas
suatu arsip/warkat yang disimpan ,gunanya sebagai alat bantu untuk menemukan
arsip. Kartu indeks dapat dibuat dengan ukuran 12,5 cm x 7,5 cm. Kartu indeks
mencatat informasi tentang : (a)
Judul/nama surat (b) Nomor surat (c) Hal surat (d) Tanggal surat (e) Kode surat (f) Kode
kartu indeks,
Kartu indeks digunakan apabila arsip yang disimpan menggunakan system
penyimpanan subjek, tanggal, wilayah dan nomor. Kartu indeks
tidak digunakan jika asrip/dokumen dengan menggunakan system abjad. Hal ini
disebabkan kartu indeks dibuat untuk membantu menemukan arsip apabila petugas
atau si peminjam lupa tentang judul/caption/kode dari surat yang akan dipinjam.
Seseorang biasanya lebih mudah mengingat nama orang/perusahaan. Oleh karena
itu, kartu indeks ini disimpan
berdasarkan nama orang/perusahaan sehingga susunannya diurutkan secara
lafabetis. Misalkan suatu arsip disimpan dengan menggunakan system
masalah/subjek. Sebelum arsip tersebut disimpan, terlebih dahulu dibuat kartu
indeks. Untuk mencari ditempat penyimpanan, tetapi jika tidak mengetahui (tidak
ingat), maka sebelum mencari surat di tempat penyimanannya, terlebih dahulu
mencari kartu indeks pada laci kardex untuk mengetahui lokasi penyimpanan arsip
tersebut.
2.
Kartu
Tunjuk Silang
Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk membantu menemukan arsip selain kartu indeks
adalah dengan menggunakan kartu tunjuk silang. Kartu tunjuk silang adalah suatu
petunjuk yang terdapat pada tempat penyimpanan yang berfungsi untuk menunjukkan
tempat (map) dari suatu dokumen/arsip yang dicari pada tempat yang ditunjukkan.
Kartu tunjuk silang dapat dibuat dengan ukuran 12,5cm x 7,5cm. Tidak semua
arsip dibuatkan kartu tunjuk disilangnya,tetapi hanya arsip tertentu saja yang
memang benar-benar perlu dibuatkan kartu tunjuk silangnya. Hal ini disebabkan
pembuatan kartu tunjuk silang berarti menambah beban kerja,waktu dan peralatan.
Disamping itu, penggunaan kartu tunjuk silang yang berlebihan justru menambah
keruwetan penyimpanan. Beberapa criteria dari suatu arsip yang peru dibuatkan
kartu tunjuk silangnya antara lain sebagai berikut : (a) Jika suatu arsip
mempunyai lebih dari satu judul/captiom/nama. Contoh : • Abdurrahman Wahid
sering dipanggil dengan nama Gus Dur. Kedua nama tersebut sama-sama popular,
maka dapat dibuatkan kartu tunjuk silangnya. (b) Jika surat/arsip yang disimpan pada
filling cabinet mempunyai lampiran dokumen lain yang ukurannya besar dan tidak
memungkinkan untuk disimpan pada laci filling cabinet misalnya berupa peta,
gambar, maka hal demikian dapat dibuatkan kartu tunjuk silangnya. Penyimpanan
kartu tunjuk silang dapat dilakukan dengan 2 cara, antara lain sebagai berikut
: (a) Disimpan
dengan menggunakan tempat tersendiri seperti kotak, disusun secara alfabetis.
Hal ini dilakukan jika kartu tunjuk silang jumlahnya banyak. (b) Disimpan dibagian paling belakang
laci filiing cabinet, dibelakang guide PS (Petunjuk Silang). Ini dilakukan jika
kartu tunjuk silangnya sedikit.
3.
Lembar
Pinjam Arsip (out slip)
Lembar pinjam arsip (out slip) adalah lembaran/formulir yang
digunakan untuk mencatat setiap peminjaman arsip. Adapun kegunaan dari lembar
pinjam arsip, antara lain sebagai berikut : (a) Sebagai bahan bukti adanya
peminjaman arsip. (b) Sebagai ingatan untuk mengetahui siapa dan kapan batas
waktu pengembalian arsip yang dipinjam. (c) Sebagai tanda bahwa arsip yang
dimaksud sedang dipinjam. (d) Mencegah terjadinya kehilangan arsip karena peminjaman
yang tidak dikembalikan. (e) Sebagai dasar untuk melakukan penilaian suatu
arsip. Lembar pinjam arsip dibuat rangkap 3, antara lain sebagai berikut : (a)
Lembar ke-1 untuk ditempatkan pada tempat penyimpanan arsip yang dipinjam,
sebagai tanda bahwa arsip tersebut sedang dipinjam. (b) Lembar ke-2 untuk peminjaman arsip
sebagai bukti peminjaman. (c)
Lembar ke-3 untuk petugas arsip (arsiparis) yang disimpan pada tickler file
sebagai bahan ingatan.
4.
Map
Pengganti (out folder)
Jika surat yang dipinjam tidak hanya
satu surat , tetapi satu map yang berisikan seluruh surat-surat , maka perlu
dibuat satu map penggati (out folder)
dan menempatkannnya ditempat map yang dipinjam.
5.
Buku
Arsip
Adalah buku yang digunakan untuk
mencatat penyimpanan arsip.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penyelengaraan kegiatan kearsipan suatu kantor
tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh sarana yang
memadai. Sarana penataan arsip adalah peralatan/perlengkapan yang dipergunakan
dalam menata/meyimpan arsip. Dalam pengadaan sarana penataan arsip, hendaklah
diperhatikan benar bahwa peralatan yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan yang
diinginkan. Setiap perusahaan yang baik selalu memperhatikan kerapihan arsip ,
sebagai asset perusahaan. Data atau arsip-asrip yang dimiliki perusahaan merupakan
dokumen yang menjadi kekayaan perusahaan. Karena itu, arisp-arsip tersebut
harus dijaga dan dilindungi secara baik oleh perusahaan. Arsip-arsip tersebut
haruslah disimpan dengan baik menggunakan suatu system yang memudahkan dalam
menyimpan dan menemukan kembali. Kegiatan penyimpanan tersebut membutuhkan
perlengkapan dan peralatan arsip yang cukup dari segi jumlah kualitas yang baik
pula. Hal ini penting agar arsip-arsip tersebut terlindungi dari bahaya yang
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan arsip, seperti bahaya banjir, kebakaran,
pencurian, dan sebagainya.
3.2. Saran
Dalam memilih bahan dan alat
kearsipan harus memenuhi kriteria sebagai berikut : (a) Sesuai dengan ruang lingkup
organisasi (b)
Sesuai dengan luas ruangan yang tersedia (c) Sesuai dengan bentuk dan ukuran
arsip (d)
Dapat menjamin keselamatan fisik arsip. Disetiap kantor tentu saja perlengkapan
dan peralatan yang digunakan bermacam-macam sehingga semakin besar kantor dan
arsip yang dikelola, maka semakin banyak dan beragam pula peralatan yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri. 2006. Mengelola dan Menjaga Sistem Kearsipan.
Jakarta : Erlangga.
Dewi, Irra Chrisyanti. Manajemen Kearsipan. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya. 2011
Wursanto, IG. Kearsipan 1. Yogyakarta: KANISIUS. 1991
Maulana, M.N. Administrasi Kearsipan. Jakarta:
Bhratara. 1974
0 Response to "makalah mengenai peralatan dan perlengkapan arsip"
Post a Comment